ANATOMI FISIOLOGIS SISTEM PERNAPASAN BAWAH
Sobat Nakes, setelah mempelajari mengenai anatomi fisiologi sistem pernapasan atas, selanjutnya kita akan bahas mengenai anatomi pernapasan sistem pernapasan bawah. Bagi Sobat Nakes dan Pembaca yang belum membaca mengenai anatomi fisiologi sistem pernapasan atas, bisa klik tautan Anatomi Fisiologi Sistem Pernapasan Atas.
Kembali lagi mengulas dasar ilmu pengetahuan di dunia keperawatan, ilmu anatomi dan fisiologis merupakan hal dasar yang perlu dipahami. Salah satu anatomi fisiologi yang perlu dipelajari dan dipahami adalah sistem pernapasan bawah. Anatomi sistem pernapasan bawah ini terdiri dari bronchus, bronchioles dan alveolus. Bagaimana bagian-bagian dari anatomi tersebut serta cara kerja sistem pernapasan bawah tersebut. Mari kita bahas satu-persatu.
Bronchus
Terdapat beberapa
divisi bronchus di dalam setiap bolus paru. Pertama adalah bronchus lobaris
(tiga pada paru kanan dan dua pada paru kiri). Bronkus lobaris dibagi
menjadi bronchus segmental, masing-masing 10 pada paru kanan dan 8 pada paru
kiri. Bronkus segmental ini merupakan struktur yang dicari ketika memilih posisi drainase
postural yang paling efektif untuk pasien tertentu. Bronkus segmental kemudian
dibagi menjadi lagi menjadi bronchus subsegmental. Bronkus ini dikelilingi oleh
jaringan ikat yang memiliki arteri, limpatik dan saraf. Bronkus segmental
kemudian membentuk percabangan menjadi bronkhiolus, yang tidak mempunyai
kartilago dalam dindingnya. Patensi bronkhiolus seluruhnya tergantung pada
recoil elastic otot polos sekelilingnya dan pada tekanan alveolar. Bronkhiolus mengandung
kelenjar submukosa, yang memproduksi lendir yang membentuk selimut tidak
terputus untuk lapisan bagian dalam jalan nafas.
Bronkus dan bronkhiolus juga
dilapisi oleh sel-sel yang permukaannya dilapisi oleh rambut pendek yang
disebut silia. Silia ini menciptakan gerakan menyapu yang konstan yang
berfungsi untuk mengeluarkan lendir dan benda asing menjauhi paru menuju
laring. Untuk lebih jelas perhatikan gambar berikut :
Bronkhus dan Alveolus |
Bronkhiolus
Bronkhiolus membentuk
percabangan menjadi bronkhiolus terminalis, yang tidak mempunyai kelenjar
lendir dan silia. Bronkhiolus terminalis kemudian menjadi bronkhiolus
respiratori, yang dianggap menjadi saluran transisional antara jalan udara
konduksi dan jalan udara pertukaran gas. Sampai pada titik ini, jalan udara
konduksi mengandung sekitar 150 ml udara dalam percabangan trakeobronkial yang
tidak ikut serta dalam pertukaran gas. Ini dikenal sebagai ruang rugi
fisiologik. Bronkhiolus respiratori kemudian mengarah ke dalam duktus alveolar
dan sakus alveolar kemudian alveoli. Pertukaran oksigen dan karbon dioksida
terjadi dalam membrane alveolar-kapiler.
Alveolus
Paru terbentuk oleh
sekitar 300 juta alveoli, yang tersusun dalam klaster antara 15-20 alveoli. Begitu
banyaknya alveoli ini sehingga jika mereka bersatu untuk membentuk satu lembar,
akan menutupi area 70 meter persegi.
Terdapat tiga jenis
sel-sel alveolar. Sel-sel alveolar tipe II, sel-sel yang aktif secara metabolik,
mensekresi surfaktan, suatu fosfolid yang melapisi permukaan dalam dan mencegah
alveolar agar tidak kolaps. Sel alveolar tipe III adalah makrofag yang
merupakan sel-sel fagositis yang besar memakan benda asing (lendir, bakteri)
dan bekerja sebagai mekanisme pertahanan yang penting.
Bronkhiolus paru
terbentuk oleh sekitar 300 juta alveoli, yang tersusun dalam klaster antara
15-20 alveoli. Begitu banyaknya alveoli ini sehingga jika mereka bersatu untuk
membentuk satu lembar, akan menutupi area 70 meter persegi.
Bronkiolus dan Alveolus |
Setelah
tadi kita membahas mengenai anatomi paru, sekarang kita akan membahas terkait fisiologi paru mengenai aktivitas pernapasan yang terdiri dari ventilasi paru,
difusi, transportasi dan metabolisme jaringan.
Fisiologis Paru
Bukan hanya secara anatami, tetapi paru juga memiliki fungsi fisiologis. Fungsi fisiologis tersebut terdiri dari ventilasi, difusi, transportasi dan metabolisme jaringan. Untuk mengetahui lebih lanjut terkait hal tersebut mari kita bahas satu persatu.
Ventilasi
Ventilasi merupakan keluar-masuknya udara dari dan keluar dari paru-paru. Gerakan dalam pernapaan
adalah ekspirasi dan inspirasi. Pada saat inspirasi, otot diafragma
berkontraksi dan kubah dari diafragma menurun, pada waktu yang bersamaan
otot-otot interkosta interna berkontraksi dan mendorong dinding dada sedikit ke
arah luar. Dengan gerakan seperti ini ruang didalam dada meluas, tekanan dalam
alveoli menurun dan udara memasuki paru-paru.
Pada saat ekspirasi,
diafragma dan otot-otot interkosta eksterna relaksasi. Diafragma naik, dinding
dada jatuh kedalam dan ruang di dalam dada hilang. Pada saat pernapasan normal
yang tenang terjadi sekitar 16 kali permenit. Ekspirasi diikuti dengan terhenti
sejenak. Kedalaman dan jumlah dari gerakan pernafasan sebagian besar
dikendalikan secara biokimiawi.
Difusi
Difusi adalah
pertukaran gas (O2 dan CO2) di membran alveolar-kapiler. Membran alveolar-kapiler
adalah membran yang terbentuk antara alveolus dan kapiler di paru, melalui difusi
gas yang mengalir dari tempat yang bertekanan tinggi ke tempat yang bertekanan rendah. Oksigen dalam alveoli
mempunyai tekanan parsial yang lebih tinggi dari oksigen yang berada dalam
darah dan karenanya udara dapat mengalir dari alveoli masuk ke dalam darah. Karbon
dioksida dalam darah mempunyai tekanan parsial yang lebih tinggi daripada yang
berada dalam alveoli dan karenanya karbon dioksida dapat mengalir dari darah
masuk ke dalam alveoli.
Transportasi
Transportasi adalah
pengangkatan oksigen dan karbon dioksida oleh darah menuju dan keluar jaringan
tubuh. Sebagian besar oksigen berikatan dengan Hb dalam bentuk oksihemoglobin
yang berwarna merah terang. Sebagian lain oksigen terlarut dalam plasma.
Karbon dioksida
ditransportasi dalam darah dengan berikatan dengan natrium bikarbonat dan
kalium bikarbonat serta sebagian kecil berikatan dengan hemoglobin dan protein
plasma.
Perfusi
Perfusi adalah
pertukaran gas di jaringan. Perfusi ini meliputi pertukaran oksigen dan karbon
dioksida kapiler. Beberapa faktor yang
mempengaruhi proses perfusi diantaranya oksigen dan karbondioksida. Oksigen berpengaruh bila darah yang
teroksigenasi mencapai jaringan, oksigen mengalir dari darah masuk ke dalam
cairan jaringan karena tekanan parsial oksigen dalam darah lebih besar daripada
tekanan dalam cairan jaringan. Dari dalam cairan jaringan oksigen mengalir ke
dalam sel-sel sesuai kebutuhannya masing-masing. Sedangkan karbondioksida dihasilkan dalam sel mengalir ke dalam cairan jaringan. Tekanan parsial
karondioksida dalam cairan jaringan lebih besar daripada tekanannya dalam darah
dan karenanya karbondioksida mengalir dari cairan jaringan ke dalam darah.
Sumber :
Buku Ajar KMB I oleh Hj. Mariana Nuryati, Dosen KMB Poltekkes Kemenkes Bandung
Posting Komentar untuk "ANATOMI FISIOLOGIS SISTEM PERNAPASAN BAWAH"